skip to main | skip to sidebar

SSH Network

Jual SSh Network premium,harga Rp. 35.000-40.000 +inject, cara login gampang dan mudah. NO rekening : 7046419329 Bank Mandiri Syariah Atas Nama : Mohamad Denis Juliansyah Minaaaaat??? PM no ini 089635113246

Kamis, 23 Januari 2014

Sejarah Gedung Sate


Gedung Sate adalah Ikon kota Bandung, gedung ini memilik sejarah yang sangat heroik pada zaman kolonial belanda, gedung ini sempat di bakar pada saat kejadian Bandung Lautan Api. Kota Bandung memang memiliki sejarah dan kekhasannya tersendiri dalam bidang apapun, baik itu mulai dari makanan, fashion, sampai Bandung memiliki gedung-gedung yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Bagi seluruh warga Jawa Barat khususnya kota Bandung, pasti mengenal salah satu gedung yang cukup terkenal, yaitu Gedung Sate. Namun, tidak sedikit juga warga Bandung belum mengetahui Riwayat dan Sejarah Gedung Sate.

Sejarah Gedung Sate
Gedung Sate tahun 1920

Gedung Sate pertama kali didirikan pada tanggal 21 Juli 1920, gedung ini pada pertama kali pembuatannya digunakan sebagai pusat pemerintahan. Dimana pada saat itu, Pemerintahan Belanda menetapkan Kota Bandung sebagai Ibu Kota negeri jajahannya di Indonesia. Pemilihan Kota Bandung tersebut, didasarkan pada pertimbangan iklim yang cocok karena Kota Bandung memiliki udara yang sejuk juga ditambah Bandung memiliki pemandangan yang indah. Konon katanya, kota Bandung saat itu senyaman Perancis Selatan di musim Panas.
Dengan penetapan pusat pemerintahan itu juga, maka kemudian dibangunlah salah satu gedung yang sekarang kita kenal dengan nama Gedung Sate, dan pada saat itu nama Gedung Sate adalah “Gouvernements Bedrijven“. Pembuatan Gedung Sate sendiri, dibuat dengan renacana yang sangat matang oleh tim yang di pimpin oleh Kolonel Purnawirawan V.L. Slors, dan ia memiliki anggota antara lain, Ir. J. Berger, arsitek muda ternama lulusan dari Fakultas Teknik Delft Nederland, Ir. Eh. De Roo dan In G. Hendriks, kemudian ada pihak dari “Gemeete van Bandoeng“.
Tim tersebut bertugas merencanakan dan juga membangun berbagai gedung perkantoran yang merupakan pindahan dari keseluruhan departemen dan instansi lainnya yang berjumlah 14 dari Batavia (Jakarta) ke Bandung, termasuk pembangunan komplek perumahan untuk menampung sekitar 1500 pegawai pemerintahan. Setelah berhasil menyusun rencana untuk pembuatan gedung GB atau Gedung Sate, kemudian dilakukanlah peletakan batu pertama Gedfung Sate pada tanggal 27 Juli 1920 oleh Johana Catherina Coops, yang merupakan putri sulung dari walikota Bandung saat itu yaitu B. Coops dan juga Petronella Roelofsen yang mewakili gubernur jenderal Batavia.
Pembangunan Gedung Sate tersebut melibatkan lebih dari 2000 pekerja, dan 150 diantaranya pemahat atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan Cina yang berasal dari Konghu atau Kanton. Dan Selebihnya yaitu merupakan tukang batu, kuli aduk dan juga peladen yang merupakan pekerja bangunan yang berpengalaman menggarap Gedong Sirap (Kampus ITB) dan Gedong Papak (Balai Kota). Mereka adalah penduduk yang berasal dari kampung Sekeloa, Coblong, Dago, Gandok dan juga Cibarengkok.
Selama kurun waktu empat tahun lamanya, di awal tahun 1924 berhasil diselesaikan kantor pusat PTT yang kemudian dilanjutkan dengan pembangunan induk bangunan utama Gedung Sate, yang selesai dikerjakan pada september 1924 termasuk bangunan perpustakaan.
Dan di tahun 1977, Gedung Sate dilengkapi denngan gedung baru yang mengambil sedikit gaya arsitektur Gedung Sate, namun dengan gaya konstektual sendiri hasil karya dari arsitek Ir. Sudibyo, dan tentu saja pembangunan gedung baru ini semakin menambah kesempurnaan dan juga kemegahan dari Gedung Sate. Pembangunan gedung baru tersebut diperuntukan untuk para pimpinan dan juga Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat.
Di sekitar Gedung Sate juga terdapat salah satu tugu yang terbuat dari batu, tugu itu dibuat untuk mengenang peristiwa 3 Desember 1945 yang memakan korban tujuh orang pemuda yang mempertahankan Gedung Sate dari serangan pasukan Gurkha. Pada awalnya tugu itu diletakan di halaman belakang Gedung Sate, namun atas perintah Menteri Pekerjaan Umum pada tanggal 3 Desember 1970, tugu tersebut kemudian dipindahkan ke halaman depan Gedung Sate.

Gedung Sate Kini

Gedung Sate saat ini mungkin telah menjadi tujuan objek wisata di kota Bandung. Khusus bagi wisatawan mancanegara banyak dari mereka yang sengaja berkunjung ke Gedung Sate karena memeiliki keterkaitan emosi maupun histori pada gedung yang indah ini.
Keindahan Gedung Sate juga dilengkapi dengan taman yang mengelilinginya, taman tersebut terpelihara dengan sangat baik. Tidak heran taman ini banyak diminati oleh masyarakat kota Bandung dan juga para wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Keindahan taman tersebut juga sering dijadikan sebagai lokasi kegiatan yang bernuansakan kekeluargaan, atau pun sering juga dijadikan lokasi shooting film maupun video klip, lokasi foto keluarga, foto diri sendiri ataupun foto pasangan pengantin.
Apabila telah memasuki hari minggu ataupun hari libur, halaman dari Gedung Sate sering dijadikan pilihan tempat sebagian besar masyarakat untuk bersantai, berkumpulnya para anak muda bandung, ataupun hanya sekedar duduk menikmati udara kota Bandung yang segar. Halaman Gedung Sate juga sering di jadikan tempat untuk berolahraga ringan.
itulah tadi sedikit cerita dari riwayat dan sejarah Gedung Sate, Gedung yang relatif mirip dengan Gedung Putih di Washington, DC, Amerika Serikat, sehingga Gedung Sate juga dapat dikatakan sebagai Gedung Putihnya kota Bandung. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk semuanya.

0 komentar:

Posting Komentar